Selasa, 17 Juli 2012

Kemiskinan dan Permukiman Kumuh di Perkotaan

Kita semua menyadari bahwa kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial di Indonesia yang tidak mudah untuk diatasi. Beragam upaya dan program dilakukan untuk mengatasinya tetapi masih banyak kita temui permukiman masyarakat miskin hampir setiap sudut kota. Keluhan yang paling sering disampaikan mengenai permukiman masyarakat miskin tersebut adalah rendahnya kualitas lingkungan yang dianggap sebagai bagian kota yang mesti disingkirkan.
Tulisan ini mencoba untuk memberikan penjelasan tentang upaya untuk mengatasi kemiskinan di perkotaan sekaligus pula untuk meningkatkan kualitas lingkungan permukiman masyarakat miskin.

Selasa, 10 Juli 2012

Resensi dari novel 60000 mil di bawah laut





1.      Identitas Buku                       :

·         Judul                           : 60.000 Mil Di Bawah Laut
·         Judul asli                     : Twenty Thousands Leagues Under The Sea
·         Pengarang                   : Jules Verne
·         Penerbit                       : PT Elex Media Komputindo
·         Cetakan                       : Mei 2010
·         Tebal                            : 404 hlm
·         Harga Buku                 : Rp. 51.000
·         Jenis Buku                   : Fiksi
·         Kategori                      : Pertualangan
·         Dimensi(L x P)            : 135x200mm



            Saya kupikir sangat tepatlah kalau aku bilang bahwa buku ini merupakan salah satu buku wajib baca hingga kapanpun! Kalau buku dikatakan sebagai kendaraan kita untuk menapaki imajinasi kita yang paling liar, maka buku ini adalah buktinya. Meski mereka yang tertarik pada ilmu kelautan pasti mendapati banyak keasyikan di buku ini. Buku ini adalah sebuah fiksi yang dibaurkan dengan ilmu pengetahuan. Atas hasil karya Jules Verne yang menuangkan imajinasinya yang hebat ke buku ini dan mengajak kita berpetualang bersamanya.

2.      Tujuan Pengarang

Pengarang menuliskan imajinasi yang ada dipikiran pengarang dan mengembangkan cerita itu ke dalam sebuah paragraf (sebuah buku)

3.      Sinopsis

            Pada sekitar tahun 1866 terjadilah fenomena menggemparkan di lautan seluruh dunia tentang munculnya sesosok makhluk yang sangat besar, yang mampu berenang dengan kecepatan tinggi, badannya sangat keras sehingga tak mempan oleh senjata, namun sangat besar kemampuannya melubangi lambung kapal layar hingga membuatnya tenggelam. Banyak insiden terjadi di beberapa laut, dan seperti biasanya, cerita maupun legenda itu lalu menjadi puluhan versi yang simpang siur dan akhirnya diragukan orang sebagai suatu fakta.

Adalah seorang ilmuwan kelautan bernama Profesor Aronnax dari Prancis yang mendapatkan kesempatan emas untuk turut serta berlayar dengan kapal Abraham Lincoln yang berbendera Amerika Serikat. Kapal ini membawa misi besar: menemukan dan menghabisi monster laut yang telah menjadi momok di lautan dan meresahkan semua negara, yang saat itu dijuluki dengan: Narwhal. Aronnax didampingi oleh asistennya yang setia dan berkarakter tenang dan sopan: Conseil. Tokoh ketiga adalah Ned Land, orang Kanada yang terkenal sebagai pembunuh ikan paus dengan senjata harpun (semacam tombak) yang paling ulung. Ia turut serta karena monster laut itu diperkirakan sejenis mamalia berkulit keras yang dalam dunia sains disebut cetacean.

Abraham Lincoln memang akhirnya bertemu dengan monster laut itu, namun 100% meleset dugaan semua orang, si cetacean raksasa itu ternyata bukanlah mamalia, melainkan sebuah kapal selam!


Sayangnya, atau dalam beberapa hal boleh dibilang untungnya, fakta itu terungkap setelah Aronnax, Conseil dan Ned Land terlempar dari Abraham Lincoln pada saat mereka sedang menyerang si kapal selam. Mereka bertiga terlempar ke laut, dan akhirnya ditolong oleh si kapal selam yang dijuluki Nautilus, milik seseorang misterius bernama Kapten Nemo.

4.      Keunggulan Buku

·         Buku ini memiliki nilai imajinasi yang sangat besar sekali, yang mampu membawa kita berada dalam pertualangan hebatnya.

·         Buku ini juga memiliki harga yang murah karena dengan harga sedemikian kita dapat di ajak untuk berpetualang dan berimajinasi.


5.      Kelemahan Buku

·         Dalam tinjauan bahasa, isi bacaan yang terdapat dalam buku ini agak terbelit belit karena memiliki cerita yang panjang dan berurutan maka kalau tidak paham isi cerita dari awal kita tidak bisa memahami dan memperoleh pengalaman yang sungguh-sungguh fantastic.

·         Alur cerita agak datar dan banyak diselingi fakta ilmiah



            Rasanya kita harus mengucapkan terima kasih pada penerbit Elex yang telah menerjemahkan novel klasik ini sehingga bisa kita menikmati buku ini.
Buku ini pantas untuk semua orang yang hobi berpetualang khususnya dalam bidang kelautan  karena dalam buku ini menceritakan tentang teknologi yang canggih dan kehidupan di bawah laut. Bagaimana pun juga, buku ini tetap sayang untuk dilewatkan. Kisah fiksi memang sangat banyak, tapi jarang ada yang mengungkapkan keagungan alam dalam sebuah buku.

Jumat, 06 Juli 2012

hukum pacaran


Pacaran menurut saya boleh-boleh saja asalkan dengan syarat kita sudah menikahi lawan jenis kita, tetapi jika belum maka dalam pacaran banyak hal yang membuat kita tergoda oleh setan yang membuat haram hukumnya, seperti :
Memandang Lawan Jenis yang Bukan Mahram Saling memandang antara satu dengan yang lainnya sudah menjadi perkara yang lumrah bagi dua insan yang dimabuk cinta. Sementara memandang lawan jenis bisa membangkitkan syahwat apalagi bila sang wanita berpakaian ketat yang menampakkan lekuk- lekuk tubuhnya. Oleh karena itu "bohong" bila seorang laki-laki tidak tergiur dengan penampilan wanita yang menampakkan lekuk- lekuk tubuhnya, apa lagi sang wanita tergila-gila kepadanya dan tiap hari berada di sisinya

Senin, 02 Juli 2012

punk bukan kriminal

Punk bukan kriminal

Punk merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Pada awalnya, kelompok punk selalu dikacaukan oleh golongan skinhead. Namun, sejak tahun 1980-an, saat punk merajalela di Amerika, golongan punk dan skinhead seolah-olah menyatu, karena mempunyai semangat yang sama. Namun, Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspeksosial dan politik.
Gerakan anak muda yang diawali oleh anak-anak kelas pekerja ini dengan segera merambah Amerika yang mengalami masalah ekonomi dan keuangan yang dipicu oleh kemerosotan moral oleh para tokoh politik yang memicu tingkat pengangguran dan kriminalitas yang tinggi. Punk berusaha menyindir para penguasa dengan caranya sendiri, melalui lagu-lagu dengan musik dan lirik yang sederhana namun kadang-kadang kasar, beat yang cepat dan menghentak.
Banyak yang menyalahartikan punk sebagai glue sniffer dan perusuh karena di Inggris pernah terjadi wabah penggunaan lem berbau tajam untuk mengganti bir yang tak terbeli oleh mereka. Banyak pula yang merusak citra punk karena banyak dari mereka yang berkeliaran di jalanan dan melakukan berbagai tindak kriminal.
Punk lebih terkenal dari hal fashion yang dikenakan dan tingkah laku yang mereka perlihatkan, seperti potongan rambut mohawk ala sukuindian, atau dipotong ala feathercut dan diwarnai dengan warna-warna yang terang, sepatu boots, rantai dan spike, jaket kulit, celana jeans ketat dan baju yang lusuh, anti kemapanan, anti sosial, kaum perusuh dan kriminal dari kelas rendah, pemabuk berbahaya sehingga banyak yang mengira bahwa orang yang berpenampilan seperti itu sudah layak untuk disebut sebagai punker.
Punk juga merupakan sebuah gerakan perlawanan anak muda yang berlandaskan dari keyakinan we can do it ourselves. Penilaian punk dalam melihat suatu masalah dapat dilihat melalui lirik-lirik lagunya yang bercerita tentang masalah politik, lingkungan hidup, ekonomi,ideologi, sosial dan bahkan masalah agama.

Rabu, 20 Juni 2012

jalanan adalah sekolah


Bagi kami kreasi bukan tradisi,,
Melainkan harta yang tak terbeli,,
Dan bagi kami jalanan adalah sekolah,,
Tapi ingat jangan anggap kami sampah.


Banyak orang bicara semaunya,,
Tentang cara hidup kita,,
Tak peduli apa kata mereka,,
Yang penting bisa berkarya dan terus.


Berkarya tuk hidupkan dunia. 

Dengan seni dan peran budaya,,
Bergerak berontak itu biasa,,
Karena keadilan tak ada.

Jangan lihat kami sebelah mata.

Mengingat semua hal yang kau katakan ,,
Tentang kami dan jalanan,,
Jangan kau anggap sebagai pelarian,,
Karena disini kami tumbuh dan terus.

Anti Kemapanan

Anti kemapanan adalah sikap atau pemberontakan atau juga berontak (riot) terrhadap hal-hal yang bersifat materi atau kekayaan berlebih (glamouritas), tanpa perduli nasib orang-orang (minority) atau orang miskin, sok pamer dan menginjak hak orang miskin karena mereka lebih kaya dari orang-orang disekitarnya. Anti kemapanan itu ada dan lahi untuk membuat hal-hal tersebut terlihat lebih sederhana (no rules) dan hidup apa adanya saja.

Kaum marjinal

Meskipun sudah lama terjadi, cerita ini masih selalu hangat untuk didengar, dan menjadi renungan bagi banyak orang.  Kurang lebih 5 tahun lalu,  media-massa ibukota geger.  Pasalnya, suatu siang, di kota Jakarta, ada seorang laki-laki, berprofesi pemulung, bernama Supriono, terpaksa menggendong jenazah anak perempuannya, berusia 3 tahun, bernama Khaerunisa, yang artinya perempuan yang baik, perempuan sejatinya.  Supri sedang bingung, bagaimana memakamkan puterinya, yang baru tadi pagi meninggal dunia, di perut gerobak, kendaraannya untuk memulung. Nisa menderita muntaber 4 hari yang lalu, dan tidak diobati dengan benar.   Tidak diceritakan, kemana isteri Supri, ibu Khaerunisa, tapi saat itu mereka hanya bertiga, didampingi kakak Khaerunisa, bernama Muriski Saleh, yang juga masih kanak-kanak, berumur 6 tahun.  Tak tahan menanggung sakit diarhe berkelanjutan yang disertai panas tinggi dan muntah-muntah, akhirnya Khaerunisa menyerah.  Dia tak kuasa menahan penyakitnya.  Khaerunisa meninggal tadi pagi, dibawah jembatan layang Cikini.  Supri hanya sekali membawa puterinya ke Puskemas, 3 hari lalu. Meskipun hanya diminta biaya administrasi Rp 4.000, Supri tidak meneruskan pengobatan Nisa.  Semula Supri masih mengharap agar puterinya bisa sembuh dengan sendirinya, seperti yang selama ini terjadi bila dia atau anak-anaknya sakit.  Tapi, kali ini suratan takdir berkata lain.  Tak heran, karena sebagai pemulung, Supri hanya berpenghasilan rata-rata Rp 10.000 per hari.  Tetapi, drama kematian putri Supri belum berakhir, bahkan drama sejatinya, baru dimulai.
Kemudian, Supri membawa anaknya berjalan kaki ke stasiun Tebet, untuk meneruskan perjalanan ke desa Kramat, Bogor.  Disana ada kampung pemulung yang, siapa tahu, bisa membantu memakamkan Nisa secara gratis.  Supri menggendong puterinya dengan sarung, satu-satunya harta  yang tertinggal, tetapi muka Nisa dibiarkan terbuka, tidak selayaknya membawa jenazah, agar orang tidak curiga kalau Nisa sudah tiada.  Dia berjalan dan berjalan, sejauh hampir 3 km, dibawah terik matahari, dengan hati yang bercampur aduk.  Sesampainya di Tebet, Supri dengan sabar menunggu KA tiba.  Muriski Saleh, belum menyadari bahwa sejak hari itu, dia tak lagi punya kawan bermain. Dia sudah tidak punya adik.  Dia menjadi seorang diri.  Oleh karenanya, dia masih asyik bermain.  Adiknya dibiarkan “tidur” di dekapan bapaknya, tanpa nyawa, sampai tiba-tiba, entah karena apa, seorang pedagang asongan menyapa Supri dan menanyakan keadaan anaknya.  Supri mengaku dengan jujur bahwa anaknya telah meninggal.  Pengakuan itu ternyata membawa Supri semakin kerepotan.  Dia dibawa ke Pos Polisi Tebet untuk diinterogasi.  Belum selesai urusan Polisi, Supri sekeluarga harus ke RS Cipto Mangunkusumo, untuk mendapat Surat Kematian dan Surat Pembawa Jenazah ke luar kota.  Disini urusan administrasi dan birokrasi bercampur menjadi satu, dan membelit Supriono, yang sedang gundah-gulana, sedang berduka, untuk kembali menjadi korban kekejaman ibukota.  Setelah bolak-balik dipingpong oleh administrasi perkotaan yang ruwet, Supri yang entah punya KTP atau tidak, akhirnya menggenggam surat-surat sakti yang dibutuhkan itu.  Tapi, dia harus kembali berjalan kaki untuk mencari kendaraan umum ke Bogor.  Sore itu, Supri, Muriski Saleh dan Almarhumah Khaerunisa menghilang dari jalanan ibukota, entah mau kemana, untuk mencapai tempat peristirahatan Khaerunisa yang terakhir.  Selamat jalan Nisa……Ikut berduka Lik Supri, ikut bersedih mas Riski, Inna Lillahi Wa Inna Ilahi Raaji’oon.
Cerita pedih seperti yang dialami Supriono, banyak sekali terjadi di kota besar seperti Jakarta.  Jumlahnya mungkin beratus-ratus atau beribu-ribu kisah yang dapat menguras air mata mereka yang membacanya.  Di dalam Ilmu Sosial, orang seperti Supriono dan keluarganya, disebut sebagai kaum marjinal, mereka yang terpinggirkan, mereka yang terlupakan, mereka yang tidak dihitung.  Menurut  Hetifah Sjaifudian, Ph.D, ahli Ilmu Sosial dan aktivis Yayasan AKATIGA-Surakarta, biasanya  kaum marjinal diidentikkan dengan mereka yang miskin.  Tetapi, kaum marjinal tidak serta-merta identik dengan miskin.  Orang miskin, hampir pasti menjadi kaum marjinal, tetapi kelompok terpinggirkan belum tentu karena miskin.  Kemudian,  siapakah kaum marjinal itu, selain pemulung seperti Supriono?  Mereka adalah orang-orang yang secara ekonomi, agama, hukum, sosial, politik atau budaya tidak mempunyai akses kepada kehidupan yang sejahtera, aman, nyaman, damai dan berkembang.  Mereka secara struktural, secara sengaja, secara sistematis, secara terencana dipinggirkan agar tidak “mengganggu” kaum-tengah.  Dan, celakanya, kaum-tengah yang meminggirkan kaum marjinal adalah   saya, anda, teman-teman kita dan kita semua, bahkan negara, yang sedikit atau banyak telah berkontribusi, atau, paling tidak, membiarkan ketika kaum marjinal disingkirkan.
Kisah Supriono mirip dengan sangat banyak cerita serupa.  Seorang teman saya yang berkantor di bilangan Cilandak, menjumpai kisah senada yang tak kalah heroik,  yang tak kalah mengharukan.  Ketika sore hari dia pulang dari tempat kerja menuju rumahnya di bilangan Rempoa, naik minibis Koantas Bima, nomer trayek 509, jurusan Kampung Rambutan-Lebak Bulus, dijumpai kisah mengharukan ini.  Ketika sang teman sedang duduk di bis yang kebetulan agak kosong, dia baru menyadari bahwa kernet yang bertugas mengutip ongkos bis, ternyata seorang perempuan.  Yang lebih mengagetkan, si kernet sedang hamil.  Dia mengenakan gaun hamil panjang yang agak longgar, meskipun tetap terlihat bahwa perutnya membesar.  Suaranya lantang meneriakkan tujuan bis yang diawakinya untuk menarik penumpang sebanyak mungkin.  Gerak-geriknya gesit, naik dari pintu belakang dan lompat turun dari pintu depan, menggiring penumpang yang baru naik atau akan turun.  Tugasnya tak terganggu dengan keperempuannya atau bahkan kehamilannya.  Ketika sempat ngobrol, teman saya berhasil mengorek beberapa informasi tentang perempuan perkasa yang gagah-berani itu.  Namanya, sebut saja, Upik, berusia kira-kira 30 tahun, dengan usia kehamilan 6 bulan, dan kandungan ini merupakan anak keduanya.  Suami Upik bekerja di bengkel di Pasar Minggu sebagai helper, yang tentunya berpenghasilan pas-pasan. Tak heran kalau Upik masih harus berjuang membanting tulang, agar dapurnya tetap menyala dan yang penting mereka mempunyai tabungan untuk biaya persalinan, 3 bulan mendatang.  Andai saja, nanti, anak mereka lahir, tentunya dia tak tahu bahwa ibunya pernah berjibaku, berjuang dengan gagah-berani untuk kehidupan sang anak, buah hati mereka berdua, pasangan kernet bis Koantas Bima dan montir bengkel rendahan di Pasar Minggu.  Upik adalah bagian dari kaum marjinal.  Upik adalah Kartini atau Cut Nyak Dien  atau Dewi Sartika masa kini.  Pahlawan keluarga yang seharusnya beristirahat cukup, karena kehamilannya, tetapi harus tunggang-langgang memikirkan bagaimana keluarganya harus makan dan jabang bayi harus lahir.
Supriono dan anak-anaknya, Upik dan suaminya, atau ribuan atau jutaan kelompok pinggiran lainnya adalah kaum marjinal yang tidak gampang dikalahkan.  Meskipun mereka sadar bahwa lawannya sangat kuat, bahwa mereka yang seharusnya melayani dan mendukung justru menjadi penyebab utama, bahwa masa depan yang berpengharapan masih sangat jauh disana, tetapi mereka tetap optimis dan pantang menyerah.  Kerja keras pemulung,  pedagang kaki-lima, tukang ojeg, tukang sayur,  buruh tani,  nelayan kecil, kernet atau sopir kendaraan umum adalah bukti  bahwa kaum marjinal tidak lemah.  Seolah-olah tidak perlu bantuan kita, kaum tengah yang sering justru meminggirkan mereka.  Saya ingin mengingat satu ajaran Mother Teresa, pejuang dan tokoh kemanusiaan dari Calcuta, yang dikutip dari salah satu buku tentangnya, “The poor, the marginalized, and the ones who are not counted; they exist because we create them. Especially by the superstructure, and then by me, by you, - by all of us.  Consequently, it is our responsibility to help elevate them”.   Kaum marjinal ada dan sering “mengganggu” kita, karena negara membuatnya, karena kita ikut membiarkannya, sangat wajar kalau kita harus menengahkannya kembali.

Senin, 11 Juni 2012

Peningkatan kemampuan membaca dan menulis

PENINGKATAN KEMAMPUAN
MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN MELALUI
PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

Wahyu Sukartiningsih

Abstrak:      Tujuan      penelitian    ini  adalah    untuk     mengkaji     efektivitas    pembelajaran
konstruktivisme       dalam    meningkatkan       kemampuan       membaca      dan   menulis    permulaan
(MMP)       di   kelas   1   sekolah    dasar   (SD).    Penelitian    ini  menggunakan        tiga   siklus
pembelajaran       kontruktivisme,     yaitu   (1)  mengenalkan      huruf   dengan    media    kartu   kata
bergambar, (2) membaca dan menulis kata dan  suku kata berulang dengan media cerita
bergambar       yang   didesain   khusus,    dan   (3)  membaca      dan   menulis    kalimat    sederhana
dengan media cerita bergambar yang didesain khusus. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa     pembelajaran      konstruktivisme      dapat   meningkatkan      kemampuan       membaca      dan
menulis     permulaan      siswa   dalam    bentuk:   1)   menurunnya       membaca      dengan    mengeja
sehingga dapat meningkatkan kelancaran membaca dan menulis siswa, (2) meningkatnya
pemahaman siswa terhadap bahan bacaan, dan 3) meningkatnya minat dan motivasi siswa
untuk membaca dan menulis permulaan.

Kata kunci: pembelajaran, kontruktivisme, membaca dan menulis permulaan

Reproduksi bacaan :
            Terdapat tiga siklus dalam pembelajaran kontruktivisme, yaitu (1) mengenalkan huruf melalui media gambar, (2) membaca dan menulis kata dan suku kata secara berulang dengan menggunakan media gambar yang didesain khusus, dan (3) membaca dan menulis kalimat melalui media gambar yang didesain khusus.
 Dalam pembelajaran kontruktivisme ini kita dapat meninggkatkan kemampuan membaca dan menulis pada siswa dalam bentuk :
1     Kelancaran membaca pada siswa
2     Pemahaman bacaan
3     Minat dan motivasi siswa untuk menulis dan membaca


Kenalkan pada anak istilah bahwa "baca buku, buka dunia"


Senin, 12 Maret 2012

cara membuat twitter

1. buka http://www.twitter.com lalu klik Sign Up seperti gambar dibawah ini:
2. isilah kolom pendaftaran yang tersedia dengan data pribadi anda. kolom full name diisi untuk nama lengkap anda, user Name untuk nama pengguna yang anda gunakan untuk login pada twitter nantinya, password untuk kata kunci, dan kolom email adalah email anda yang ingin digunakan untuk mendaftar pada twitter. Di bawah ini adalah contoh pengisian pada formulir pendaftaran, jika sudah diisi semua klik pada tombol create my account seperti contoh dibawah:
3. Setelah klik pada Create my Account akan muncul jendela pengisian kode capta, masukkan kode capta tersebut pada kolom di bawahnya, kemudian klik finish, seperti pada gambar dibawah ini:
4. Jika semua yang telah dimasukkan benar, maka akan muncul pada jendela selanjutnya, seperti gambar di bawah ini dan abaikan halaman ini kemudian silahkan cek email yang digunakan untuk mendaftar tadi, silahkan cek pada inbox email.
5. Pada in box email nanti akan dijumpai email baru dari Twitter.com, isi email tersebut berisi link konfirmasi akun twitter tersebut, kemudian buka email tersebut.
6. Isi email dari twitter seperti gambar di bawah ini, silahkan klik link konfirmasinya.
7. Setelah link tadi diklik, akan terbuka halaman baru twitter.com, halaman itu adalah halaman depan akun twitter. Sampai di sini akun twitter sudah aktif dan bisa digunakan. Seperti halnya facebook, pada twitter juga terdapat tempat untuk mengupdate status.
itulah sedikit ilmu yang dapat saya sampaikan untuk info lebih lanjut hubungi dokter gigi hehhehhehehehehehe semoga bermanfaat.

Jumat, 09 Maret 2012

TUGAS REPRODUKSI BACAAN


Nama                  : Safa'atul Lubis 

NIM                     : A 310 110 029

Kelas                  : II A

Mata Kuliah         : Membaca Komprehensif


Dari Buku            :

Judul Buku          : Metode Penelitian Sastra ( Analisis Stuktur Puisi )

Pengarang           : Siswanto

Penerbit              : Pustaka Pelajar

Kota terbit           : Yogyakarta

Tahun terbit         : 2011


OPINI :


      Metode dalam penelitian sastra ini sesungguhnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kritik sastra, sebab dalam melakukan kritik ( kajian atau telaah ) secara prosedural dengan hasil kritik yang objektif, transparan, dan tidak membias (unbiased) dan membutuhkan metode yang ketat. Berkebalikan dengan pemikiran tersebut, kritik karya sastra yang ada selama ini justru lebih didominasi oleh kritik sastra jenis impresif, yang lebih mengedepankan sisi kesan dan intuisi pengkaji tanpa dibarengi dengan metode yang sistematis.       


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews