Assalamu’alaikum
wr.wb
Alhamdulillahirobbil alamin, washolatu wassalamu 'ala asrofil
ambiya iwal mursalin wa'ala alihi
wasohbihi aj ma'in. Amma ba'du.
Petama tama marilah kita
memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,
taufik, dan hidayahnya kepada kita sekalian. Sehingga kita masih dapat
menikmati anugerah terindahnya berupa kesehatan dan kesempatan sehingga kita
dapat berkumpul di tempat ini
Tidak lupa pula Shalawat serta salam
kita tujukan kepada junjungan Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW Semoga Dengan
memperbanyak Shalawat, kita akan
mendapatkan Syafaat - Nya di yaumil akhir kelak nantinya.
Teman – teman ku semua
Pada Kesempatan
ini, ijinkanlah saya menyampaikan topik yang berjudul “Keutamaan menuntut Ilmu”
Kita lahir di bumi ini dalam keadaan tak berilmu. Oleh karena itu, setiap
orang tua dan guru berkewajiban mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan
kepada anaknya. Karena manusia lahir ke dunia dalam keadaan tak berilmu, maka
Allah SWT memerintahkan kepada semua manusia, terutama umat islam untuk belajar
atau menuntut ilmu sebagai bekal untuk menjalani hidup.
Dalam pandangan islam, ilmu adalah sesuatu yang tergolong suci. Ilmu
bagaikan pelita atau cahaya di malam yang gelap. Seseorang tak kan dapat berjalan
dengan baik di malam yang gelap tanpa cahaya atau pelita, demikian pula halnya
tak dapat seseorang membedakan yang benar dan salah, kecuali dengan ilmu. Mengenai
perintah menuntut ilmu, Allah SWT memerintahkan secara tersirat dalam wahyu
yang pertama diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, QS Al-Alaq di dalam wahyu
pertama ini, sebagai tanda pengangkatan Muhammad menjadi utusan Allah,
memerintahkan “Iqro’= bacalah”. Meski tak secara langsung mengatakan
“belajarlah”, namun perintah Allah dalam ayat ini untuk membaca adalah perintah
tersirat kepada manusia untuk belajar, karena membaca merupakan salah satu cara
untuk belajar. Membaca yang dimaksudkan disini tak sekedar membaca buku atau
materi pelajaran, tetapi juga bermakna sebagai perintah untuk membaca dan
memahami tanda-tanda kebesaran Allah.
Tidakkah kita sadari bahwa wahyu pertama ini, yang memerintahkan untuk
membaca mengandung makna yang luas tentang pentingnya belajar? Allah tidak
menurunkan wahyu pertama berupa perintah untuk shalat, puasa, sedekah, zakat
dan sebagainya, tetapi perintah “Iqro’ = bacalah” yang dapat kita tafsirkan
sebagai perintah untuk belajar. Ini menunjukkan bahwa sebelum kita beramal,
kita wajib berilmu, yang insya Allah akan mengantarkan pada kebahagiaan dunia
akhirat. Islam tidak menghendaki umatnya sengsara di dunia dan di akhirat. Oleh
sebab itu perintah menuntut ilmu tidak dibedakan antara laki-laki dan
perempuan. Tegasnya, menuntut ilmu itu wajib bagi setiap orang Islam, meskipun
di tempat yang jauh dari negerinya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:
“Sesungguhnya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Sesungguhnya para
malaikat meletakkan sayap-sayap mereka pada penuntut ilmu karena ridha terhadap
ilmu yang dituntutnya.’ (HR ibnu Abdi Al-bar)
Dari hadits di atas, dapat disimpulkan bahwa hukum menuntut ilmu pada
dasarnya adalah wajib/fardhu.
Allah SWT mewajibkan manusia menuntut ilmu bukan tanpa sebab. Ada banyak sekali
keutamaan menuntut ilmu yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.
Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang beriman dan berilmu sebagaimana
firman-Nya dalam QS Al-Mujaadilah ayat 11:
“Niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS Al-Mujaadilah: 11)
Dari ayat tersebut, tersurat janji Allah untuk mengangkat derajat orang-orang
yang beriman dan berilmu, tak hanya di dunia tapi juga di akhirat. Hal ini
sejalan dengan sabda Rasulullah tentang kebahagiaan dunia akhirat yang dapat
diperoleh dengan memiliki ilmu pengetahuan:
“Siapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka harus dengan ilmu, siapa
yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka harus dengan ilmu, dan siapa yang
menginginkan (kebahagiaan) keduanya (dunia dan akhirat), maka harus dengan
ilmu”
Pekerjaan menuntut ilmu merupakan ibadah. Orang yang menuntut ilmu akan
diberilkan pahala yang sangat besar dan dimudahkan baginya jalan menunju surga.
Rasulullah Saw bersabda:
“Siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu niscaya Allah akan
memudahkan baginya jalan ke surga” (HR Muslim) Satu hal lagi yang harus
diketahui, bahwa orang yang berilmu memiliki pendirian yang teguh, tidak mudah
terombang-ambing, serta tidak mudah tergoda oleh bujukan syaitan. Bahkan dalam
sabdanya Rasulullah menyebutkan bahwa seorang yang berilmu (alim) lebih sulit
digoda oleh syaitan dari pada 1000 ahli ibadah yang tidak berilmu.
Sekian Qultum dari saya, bila ada kesalahan itu
semata-mata datang dari diri saya dan bila ada hal yang benar itu semata-mata
datangnya dari allah SWT.
Saya sudahi wabillahi taufik wal hidayah
Wassalamu’alaikum
Wr Wb